Selasa, 29 April 2008

PENGKODEAN SINYAL

Unipolar

  • Arus mengalir satu arah , dan perubahan arah putar motor tergantung dari lilitan (koil) yang dialiri arus

  • Lilitan terpisah dalam 2 bagian dan masing-masing bagian hanya dilewati arus dalam satu arah saja.

Kelemahan jenis Bipolar adalah bahwa rangkaian drivernya lebih kompleks, karena harus dapat mengalirkan arus dalam 2 arah (bolak-balik) lewat koil yang sama.

Inti rangkaian sebenarnya adalah sebuah buffer arus yang berfungsi menguatkan arus-arus logika dan MCU yang menggerakkan motor stepper.

Buffer ini dibentuk dengan menggunakan 2 transistor Bipolar NPN dalam konfigurasi Darlington untuk

menghasilkan penguat arus (hfe) yang tinggi.


Menggunakkan 2 buah rangkaian darlington

Bipolar

Mengacu pada transistor biasa atau IC yang bertentangan dengan komponen MOS dan CMOS.

Bipolar Memory

Memori komputer yang memakai IC bipolar sebagai bagian dari memorinya.

Algoritma Pembangkitan Salah Bit.

Pada penulisan ini didefinisikan transmisi tanpa modulasi dan format sinyal

adalah bipolar dimana bit 1 mewakili tegangan V volt dan bit 0 mewakili tegangan –V

volt. Bila bit 1 dikirim, error terjadi jika noise positip dengan tegangan lebih besar

dari pada V. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut. Untuk sinyal dengan format

bipolar, bit 1 mewakili tegangan V volt dan bit 0 mewakili tegangan – V volt,

mempunyai tegangan Treshold sebesar :

Vth =

2

) ( V V . + (3.5)

= 0 volt

Gambar 3.4 memperlihatkan format sinyal bipolar:

Apabila bit 1 dikirim maka error akan terjadi jika tegangan lebih kecil dari harga

Treshold ( 0 Volt ). Tegangan akan lebih kecil dari 0 volt jika noise negatip dengan

tegangan lebih kecil dari –V. Apabila bit 0 dikirim maka error akan terjadi jika

tegangan lebih besar dari harga Treshold (0 Volt). Tegangan akan lebih besar dari 0

jika noise positip dengan tegangan lebih besar dari +V.

Karena parameter yang dipakai didalam program adalah Signal to Noise ratio

(S/R) dan yang akan dicari adalah tegangan (V), maka perlu dibuat suatu hubungan

antara tegangan dan variansi dengan signal noise. Didefinisikan tegangan kuadrat

(V2) sama dengan daya sinyal (S) karena seolah-olah tegangan dc dan σ2 sama

dengan daya noise (N). Dari definisi tersebut dapat dibuat suatu persamaan yaitu :

N

S V = 2

2

σ

(3.6)

Bila σ2 = 1 maka persamaan (3.6) menjadi :

V2 =

N

S

(3.7)

Pada penulisan ini diasumsikan noise adalah Gaussian dengan rataan 0 dan

variansi σ2. Oleh karena asumsi noise adalah Gaussian maka dalam simulasi ini

diperlukan pembangkit bilangan acak Gaussian dengan rataan = 0. Karena telah

didefinisikan bahwa variansi = 1 maka dalam simulasi diambil harga variansi = 0.

Implementasi program pembangkitan bilangan acak yang terdistribusi

Gaussian dengan rataan = 0 dan variansi = 1 adalah sebagai berikut :

Var

v1, v2, v3, v4 : real;

Begin

Repeat

v1:=2.0*Random-1;

v2:=2.0*Random-1;

v3:=v1*v1+v2*v2;

Until v3<=1.0

v4:=sqrt((-2*ln(v3)/v3);

u:=v1*v4

End;

Diagram alir pembangkitan salah bit diperlihatkan pada gambar 3.5.

Proses pembangkitan salah bit dimulai dengan memberikan nilai Signal to

Noise Ratio (SNR) yang diinginkan. Dari harga Signal to Noise Ratio dihitung

besarnya tegangan (V) dengan menggunkan persamaan 3.7. Kemudian dibangkitkan

sample noise (u) yang berupa bilangan acak berdistribusi Gaussian dengan rataan 0

dan variansi = 1.

Setelah itu diambil bit-bit yang keluar dari encoder dimana tiap yang diambil

dibandingkan dengan tiap sample noise yang dibangkitkan. Berdasarkan sample

noise dan bit-bit yang keluar dari encoder diputuskan apakah terjadi atau tidak. Bila

yang diambil adalah bit 1, error terjadi jika sample noise negatip dengan tegangan

lebih kecil dari –V. Bila yang diambil adalah bit –0, error terjadi jika noise positip

dengan tegangan lebih besar dari +V. Jika terjadi error, bit tersebut di invert yakni

bit 1 menjadi bit 0 dan bit 0 menjadi bit 1.


Rangkaian Darlington untuk mengatur jumlah arus pada motor stepper

Keuntungan rancangan biphase :

• Synchronisasi : karena adanya transisi selama tiap bit time, receiver dapat men-synchron-kan pada transis tersebut atau dikenal sebagai self clocking codes.

• Tidak ada komponen dc.

• Deteksi terhadap error : ketiadaan dari transisi yang diharapkan, dapat dipakai untuk mendeteksi error.

Kekurangannya :

· memakai bandwidth yang lebih lebar dari pada multilevel binary.

BER Teoritis

Multilevel binary

• Untuk memperoleh BER tertentu, perlu daya 3 dB lebih besar dibandingkan NRZ

Biphase

Kasus Manchester dan differential Manchester

Keunggulan

  • Sinkronisasi: penerima dapat melakukan sinkronisasi pada setiap transisi dalam 1 durasi bit
  • Tanpa komponen dc
  • Deteksi kesalahan: transisi yang tidak terjadi di tengah bit dapat digunakan sebagai indikasi kesalahan

Kelemahan

  • Bandwidth lebih besar dibandingkan NRZ dan multilevel binary Kode Manchester digunakan pada standar IEEE 802.3 (CSMA/CD) untuk LAN dengan topologi bus, media transmisi kabel koaksial baseband dan twisted pair Kode differential Manchester digunakan pada IEEE 802.5 (token ring LAN), media transmisi STP.

Kamis, 03 April 2008

PACKET TRACER

PACKET TRACER

Paket Tracer4.0 adalah suatu standalone, medium-fidelas, simulation-based yng digunakan untuk belajar bagi pemula dalam bidang networking untuk mendisain, mengatur, dan troubleshoot jaringan komputer pada suatu CCNA-LEVEL kompleksitas. Paket Tracer membantu siswa untuk menciptaan instruktur simulasi, visualizations, dan animasi gejala networking.


Pertama kita membuka Packet Tracer kita akan melihat seperti dibawah ini:


Dibawah ini penjelasan dari masing – masing gambar diatas, yaitu :

1. Menu Bar
Bar ini terdiri dari menu File, options, dan help. Anda dapat menemukan perintah dasar seperti Open, Save, Print dan Preferences pada menu ini.Anda juga dapat mengakses wizard aktifitas dari menu file.

2. Main Tool Bar
Bar ini terdiri dari ikon-ikon shortcut pada perintah menu file, mencakup New, Open, Save, Print, dan Acktivity wizard. Disebelah kanan anda juga akan menemukan tombol network information yang mana anda dapat memasukkan deskripsi dari network.

3. Common Tools Bar
Bar ini terdiri dari akses yang biasanya menggunakan workspace tools seperti Select, Move Layout, Place note, Delete, Inspect, Add Simple PDU, dan Add Complex PDU.

4. Logical/Physical Workspace Bar
Bar ini terdiri atas Physical workspace dan logical workspace. Untuk kelanjutannya anda dapat memilih salah satu workspacenya sesuai dengan network yang akan dibuat.

5. Workspace
Area ini digunakan untuk membuat network anda, melihat simulasi, dan melihat berbagai informasi dan statistic.

6. Realtime/Simulation Bar
Dalam bar ini terdapat realtime mode dan simulation mode untuk mensimulasikan network yang anda buat.

7. Network Component Box
Kotak ini terdiri dari alat dan penghubung yang akan dimasukkan pada workspace.

8. Device-Type Selection Box
Kotak ini berisi jenis alat dan penghubung yang tersedia di Packet Tracer 4.0. kotak device –spesific selection akan berubah tergantung dengan jenis alat yang anda klik/ pilih.

9. Device-Specific Selection Box
Kotak ini akan berisi jenis-jenis alat yang sesuai dengan alat yang anda pilih pada device type selection box

10. User Created Packet Window*
Window ini mengatur packet yang anda masukkan ke network selama skenario simulasi .


Cara mnggunakan Packet Tacer 4.0.

Cari PC pada Device-Type Selection Box kemudian cari jenis PC yang kita inginkan Device-Specific Selection Box.
Tarik beberapa PC yang kita butuhkan kedalam workspace.
Cari router,switch,hub,atau access point pada Device-Type Selection Box.
Kemudian pilih salah satu router,switch,hub,atau access point yang sesuai dengan kainginan kita di Device-Specific Selection Box.
Tarik beberapa router,switch,hub,atau access point yang kita butuhkan ke dalam workspace.
Kemudian cari kabel yang cocok kemudian tarik ke PC kemudian tarik ke router,switch,hub,atau access point yang kita gunakan.
Kita harus mengatur IP Address setiap PC terlebih dahulu.

Utuk lebih jelasnya dibawah ini contoh Skema Jaringannya adalah :

Informasi:
· Router Bandung memiliki IP untuk FastEthernet 192.168.1.1/24, dan IP untuk Serial 2/0(terhubung ke Router Moscow) 10.10.1.1/8
· Router Moscow memiliki IP untuk FastEthernet 192.168.2.1/24, dan IP untuk Serial 2/0(terhubung ke Router Bandung) 10.10.2.2/8, dan IP untuk Serial 3/0(terhubung ke Router Bogor) 15.15.1.1/8
· Router Bogor memiliki IP untuk FastEthernet 192.168.3.1/24 dan IP untuk Serial 3/0(terhubung ke Router Moscow) 15.15.2.2/8
· Untuk Setiap PC memiliki IP Kelas C sesuai dengan network yang ada di router(192.168.xxx.xxx) dengan Subnet Mask default(Kelas C 24Bit)
Catatan:Router diatas menggunakan Router Cisco, yang tentunya dengan perintah CISCO IOS
Ini script untuk memberikan IP pada port FastEthernet(dari console router)
router>enable
router#configure terminal
router(config)#interface FastEthernet 0/0 (0/0 merupakan nomor identitas FastEthernet, kalau di Linux, eth0,eth1,dst…)
router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 (format: IP Addresssubnet mask)
router(config-if)#no shutdown (perintah ini untuk membuat aktif Interface)
Lakukan yang sama untuk interface FastEthernet pada router yang lain, tentunya dengan IP yang berbeda, and untuk perintah input IP pada interface serial, script-nya hampir sama, hanya ada beberapa penambahan perintah.
router>enable
router#configure terminal
router(config)#interface Serial 2/0 (3/0 merupakan nomor identitas untuk serial)
router(config-if)#ip address 10.10.1.1 255.0.0.0 (format: IP Addresssubnet mask)
router(config-if)#clock rate 56000 (untuk memberikan bandwith pada interface ini, 56000bps)
router(config-if)#no shutdown (perintah ini untuk membuat aktif Interface)
Oke, pasang IP yang ada di semua interface serial pada ketiga router, Untuk interface serial ini, bisa menggunakan kabel/media DCE atau DTE.
Setelah semuanya selesai, beri IP untuk tiap PC yang terhubung langsung ke Router, dan jangan lupa untuk isi kolom gatewaynya dengan IP router-nya. Jangan lupa untuk test ping.
Berbeda dengan Static Routing, RIP tidak perlu menjelaskan ke router(seperti Network Destination, Subnet Mask, Gateway) dan juga tidak perlu mengisi informasi static routing untuk tiap router. RIP hanya perlu mengisikan network tujuan. Di Router Cisco, perintah untuk memasukkan alamat network berada setelah menu configure(Remember, Menu di Cisco IOS itu hierarki).
Ok, Pada kasus ini, Informasi routing dipasang pada router Moscow, untuk router Moscow, pasang konfigurasi RIP seperti berikut:
router>enable
router#configure terminal
router(config)#router rip
router(config)#network 192.168.1.0
router(config)#network 192.168.2.0
router(config)#network 192.168.3.0
router(config)#network 10.0.0.0
router(config)#network 15.0.0.0
Sedangkan untuk router Bandung cukup beri informasi ke network 10.0.0.0 dan router Bogor ke network 15.0.0.0, Mengapa? kedua router tersebut(Bandung dan Moscow) cukup mengirim informasi ke Router Moscow, biarkan router Moscow yang mengatur semuanya.
Terakhir, coba test ping dan traceroute ke network yang berbeda… Kalau reply atau ada jawaban. Berarti It Works!!!



Test Ping dari Network 192.168.1.0

Test Traceroute dari Network 192.168.3.0
Kemudian tarik add simple PDU ke salah satu PC dan bawa lagi ke PC yang lainnya.
Klik Realtime/Simulation Bar kemudian klik auto capture/play untk menjalankan jaringan.
Kita akan melihat gambar kotak surat akan berjalan menuju PC yang satu ke PC yang lainnya.